Banyak orang menyukai makanan siap saji karena praktis. Beberapa lauk hanya memerlukan waktu 3-5 menit untuk memanaskan, dan langsung siap santap. Terutama di tengah pandemi, tren makanan seperti semakin banyak peminat.
Menurut riset Grand View Research berjudul “Ready Meals Market Size, Share & Trends Report” mengungkapkan bahwa pasar makanan siap saji secara global mencatat nilai USD 159,15 miliar pada 2019, dan diperkirakan akan terus tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 5,5% dari 2020 hingga 2027.
Riset tersebut juga mengungkapkan bahwa meskipun dalam kondisi pandemi, konsumen tetap membeli ready meals ini karena umur penyimpanan yang lebih lama dan kemudahan dalam memasaknya.
Individu dengan gaya hidup yang sibuk, serta mahasiswa akhir semester menjadi 'pelanggan setia' makanan siap saji. Selain itu, meningkatnya permintaan untuk produk makanan yang diproses secara minimal dan bebas bahan tambahan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pasar.
Riset tersebut juga menjelaskan, makanan yang dimasak atau siap santap terasa lebih nyaman, dan membantu menghemat waktu serta tenaga saat menyiapkannya.
Terlebih di tengah pandemi, sejak bulan kedua 2020, lockdown yang terjadi hampir di semua negara terdampak COVID-19 membuat warganya tak bisa ke luar rumah secara leluasa. Hal ini pula yang membuat mereka memilih makanan siap saji sebagai stok asupan selama di rumah saja, dengan umur simpan yang lama.
Dalam riset tersebut juga mengungkapkan bahwa jenis makanan siap saji yang laku; di antaranya makanan kaleng, piza beku, pasta, dan mi instan. Sementara untuk makanan kering siap saji banyak diminati di AS, China, India, dan Inggris.
Meningkatnya minat akan makanan siap saji juga dirasakan oleh salah satu perusahan penyedia, Laukita. Mengutip rilis yang kumparan terima, Minggu (28/2), selama 2020, penjualan mereka mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini antara lain didorong oleh inovasi kuliner dan model bisnis yang unik.
Hal ini juga semakin didukung dengan kesadaran masyarakat yang terus meningkat tentang pentingnya kualitas makanan yang tidak hanya enak, namun juga memiliki kemasan yang higienis dan aman bagi keluarga.
"Semua ini dikemas dalam bentuk produk ready meals berkualitas premium tanpa bahan pengawet yang bisa disajikan dengan praktis hanya dalam 3 menit. Laukita pun menjadi yang pertama menggunakan teknologi kemasan vacuum-packed untuk makanan siap saji di Indonesia," kata Founder Laukita Adhia Absar Arryman.
Co-Founder Laukita Dimas Beck juga mengatakan, “Kami membuat berbagai inisiatif seperti membentuk tim reseller tanpa modal, serta membuka peluang sebagai stockist dengan biaya ringan, sehingga mereka pun dapat lebih mudah untuk mulai berbisnis tanpa harus punya risiko yang tinggi.”
Saat ini, mereka menyediakan 14 varian masakan dan semuanya telah tersertifikasi oleh BPOM dan mendapat label halal oleh MUI. Pilihan makanan yang dihadirkan juga sesuai selera masyarakat Indonesia. Ada rendang paru, oseng mercon, ayam kecombrang, lidah cabe ijo, serta daging balado limau yang jadi favorit.
Ada empat cara praktis untuk menyajikan pilihan makanan tersebut; yaitu dipanaskan dalam microwave, direbus, dikukus, atau ditumis. Makanan yang mereka produksi juga dapat bertahan hingga 6 bulan bila disimpan dalam freezer.
Nah, bagaimana dengan kamu, apakah selama pandemi ini juga mengonsumsi makanan cepat saji seperti itu?
Artikel ini diambil dari Kumparan.com.