KOMPAS.com - Pandemi membuat pola belanja banyak orang berubah. Belanja via online kini semakin diandalkan, tak terkecuali belanja makanan via online.
Pendiri Mad Bagel, Prima Hayuningputri (Putri) dan Anika Miranti (Nike) menyebutkan saat pandemi, penjualan Mad Bagel naik sampai 270 persen atau sebesar empat kali lipat.
Peningkatan penjualan tersebut didongkrak dari jualan online di Tokopedia Nyam sejak Juli 2020. Mad Bagel sebelum pandemi bejualan offline sejak 2014.
"Kinerja selama pandemi adalah blessing in disguise (berkah dari kejadian tidak menyenangkan). Banyak keterbatasan, semua harus dilakukan secara efektif dan efisien," kata Putri di acara press confrence Tokopedia Nyam, Kamus (28/1/2020).
Nike rekan Putri, menyebutkan bagi yang ingin memulai usaha makanan online, jangan terlalu banyak berpikir tetapi berani melangkah dan mulai.
"Harus gigih juga, untuk marketing bisa belajar terus, dan adaptable (bisa beradaptasi)," kata Nike.
Inovasi produk khususnya yang berganti dari usaha makanan ofline ke oline menurut Nike diperlukan. Manfaatkan pula berjualan di berbagai saluran online.
Pendiri Dimsum 49 Muhammad Kautsar yang berbisnis sejak 2015, menyarankan para pengusaha makanan online untuk berani mencoba.
Ia menyebutkan sebenarnya sudah lama memulai usaha makanan online. Namun, setelah buka akun ia berhenti selama satu tahun karena bingung cara berjualan online.
Oleh karena itu ia mengatakan untuk memanfaatkan fitur dari e-commerce untuk memaksimalkan penjualan.
"Ketika sudah mulai, sesuaikan dengan keinginan pasar. Feedback (umpan balik) yang didapat, walaupun ada banyak ambil yang paling dominan dan terapkan," kata Kautsar.
Pandemi tidak membuat usaha Dimsum 49 tersendat. Malahan usahanya bertumbuh tiga kali lipat.
Dari sebelum pandemi memiliki 80 karyawan, Kautsar kini memperkakan 200 orang.
Ia juga bisa mempekerjakan ibu rumah tangga dan karyawan yang terkena dampak pandemi. Saat ini Dimsum 49 juga punya 3.000 reseller yang tersebar di 20 kota Indonesia.