Dalam bisnis bakery, teknik membuat roti merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dengan saksama. Roti berkualitas tinggi tentunya akan menambah citarasa pada menu yang Anda tawarkan kepada pelanggan. Bila pelanggan senang, tentunya bisnis akan semakin meningkat pesat, bukan?
Ternyata, ada berbagai macam teknik membuat roti yang bisa Anda terapkan untuk mendapatkan hasil adonan yang sempurna. Teknik-teknik tersebut juga memiliki istilah yang kurang lazim di telinga orang awam. Namun, tidak ada salahnya untuk belajar menerapkan teknik membuat roti secara mandiri. Hal ini akan membantu Anda memahami betul-betul metode yang diterapkan dalam teknik pembuatan roti, sehingga memudahkan proses quality check bila ada kekurangan dalam tekstur, rasa atau keawetan produk Anda.
Macam-macam Teknik Membuat Roti Yang Perlu Diketahui
Anda membutuhkan 5 bahan utama untuk membuat adonan roti yaitu, tepung, air, gula, garam, dan ragi. Ada beberapa bahan tambahan yang dapat Anda sesuaikan tergantung jenis roti yang ingin dibuat, seperti mentega dan telur. Jika Anda menginginkan roti yang lembut dengan aroma yang menggiurkan, pilihlah bahan baku berkualitas tinggi seperti Royal Palmia Butter Margarine atau Palmia Butter Oil Substitute.
Jika sudah menyiapkan bahan-bahan, kini saatnya Anda mempelajari satu persatu teknik membuat roti yang sering digunakan oleh para profesional. Berikut penjelasannya:
1. Straight Dough
Straight dough merupakan metode yang paling umum digunakan dalam pembuatan roti. Di samping bahan-bahan utama, mentega sangat diperlukan dalam teknik straight dough. Semua bahan kemudian diolah menjadi adonan, lalu difermentasikan selama 2-5 jam. Setelah melewati fermentasi tahap awal, adonan roti dibuat mengempis lalu proses fermentasi dilanjutkan. Jika sudah selesai proses fermentasi tahap akhir, adonan roti bisa dibentuk dan dipanggang.
Kesuksesan proses fermentasi tergantung pada tingkat kekuatan tepung dan suhu adonan roti. Maka dari itu, dibutuhkan waktu sekitar 2-3 jam untuk menyempurnakan metode ini.
2. No-Time Dough
Sesuai dengan namanya, metode ini memiliki durasi paling cepat bila dibandingkan dengan metode yang lain, yaitu sekitar 30-40 menit. Bahan-bahan membuat roti dicampur menjadi satu, kemudian diolah secara cepat agar kandungan gluten bisa terbentuk sebelum difermentasikan.
Walaupun durasinya singkat, no-time dough memiliki beberapa kekurangan yaitu kualitas roti yang rendah, kurang harum serta rasa ragi yang kuat.
3. Sponge and Dough
Metode sponge and dough melalui dua kali proses pencampuran adonan dan fermentasi dalam 2 segmen waktu yang berbeda. Rasio bahan yang digunakan dalam segmen tersebut masing-masing 60/40 atau 70/30. Pada segmen pertama, sebagian bahan dicampurkan dan dibentuk adonan seperti sponge, kemudian difermentasikan selama 3-6 jam. Pada segmen selanjutnya, adonan kembali dicampur dengan bahan yang tersisa dan difermentasikan dalam waktu yang lebih singkat (20-30 menit).
Meski memakan waktu lebih lama, metode ini menghasilkan roti yang lembut dan memiliki aroma harum. Metode ini cocok digunakan bagi Anda yang fokus terhadap kualitas dari hasil olahan roti.
4. Delayed Salt
Metode delayed salt memiliki kemiripan dengan straight dough. Perbedaan diantara keduanya terletak pada penggunaan garam dan mentega saat fermentasi berlangsung, dengan tujuan untuk mempercepat proses tersebut. Saat menerapkan metode ini, Anda juga dapat menggunakan tepung yang sama saat metode straight dough karena pencampuran garam di tengah fermentasi membuat kandungan gluten semakin matang dalam waktu yang singkat.
5. Yudane
Metode yudane mencampurkan antara terigu dengan air mendidih sehingga tampak seperti direbus. Metode ini membuat roti terasa lebih manis, karena adonan roti memiliki banyak cairan yang mengandung gluten. Jika ingin menerapkan metode yudane, Anda memerlukan 20% tepung terigu dari total yang digunakan dalam adonan. Rasio air dan tepung yang dibutuhkan pada metode yudane adalah 1:1. Metode ini juga menghasilkan roti yang lembut dan tahan lama dengan masa simpan sekitar 2-3 hari di lemari pendingin.
Demikian kelima teknik pembuatan roti yang dapat Anda terapkan ke dalam bisnis bakery. Setiap metode memiliki keunikan tersendiri, dengan hasil adonan yang berbeda-beda. Anda dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan saat ini. Selamat mencoba!