Bila Ibu senang membuat roti atau sering membaca berbagai resep bakery, tentu Ibu akan menemukan istilah “resting” sebagai salah satu tahapan pembuatannya. Tahapan ini selalu ada dalam proses pembuatan makanan terutama yang menggunakan ragi atau yeast sebagai salah satu bahan utamanya. Nah, apa pentingnya resting sebagai salah satu tahapan cara membuat roti dan bagaimana prosesnya? Yuk, baca penjelasannya di bawah ini!

Pengertian Resting

Pada umumnya adonan dasar roti terdiri dari tepung, gula, air, telur, serta ragi. Setelah adonan roti tercampur rata, biasanya akan diistirahatkan terlebih dahulu sebelum melanjutkan proses selanjutnya.

Proses resting sendiri bisa saja dilakukan lebih dari satu kali, tergantung dari jenis roti yang akan dibuat. Secara harafiah “resting” berarti “mengistirahatkan”, dalam hal ini yang diistirahatkan adalah adonan bahan roti. Tahapan resting ini tidak sekadar hanya berguna untuk menjaga stabilitas adonan, tetapi juga memberikan waktu pada ragi untuk melakukan proses fermentasi.

Selama proses resting, terutama pada tahap pertama, ragi yang mengandung bakteri Saccharomyces cereviceae akan mengubah gula menjadi gas karbon dioksida. Selain itu terjadi perubahan enzim protease menjadi lipase yang berguna untuk memecah lemak.  

Fungsi Resting

Proses resting sendiri memiliki berbagai macam fungsi yang sangat penting dalam proses baking. Seperti yang disebutkan di atas, resting adalah cara membuat roti dapat mengembang karena ragi diberi waktu untuk melakukan reaksi kimia. Sedangkan yang membuat roti mengembang pada saat dipanggang adalah gas karbon dioksida dari proses fermentasi bahan-bahan adonan roti.

Tahap resting kedua dan seterusnya biasanya bertujuan untuk mengembalikan suhu adonan yang “memanas” saat diuleni atau dicampur. Tahapan ini akan membantu adonan dapat lebih mudah dibentuk serta memiliki elastisitas yang baik untuk menjaga kandungan gas di dalamnya.

Melewatkan tahapan resting akan membuat adonan tidak dapat mengembang dengan baik. Selain itu, adonan tidak dapat beradaptasi dengan suhu ruang, sehingga saat digiling atau dibentuk akan mudah pecah dan sobek. Ditambah lagi, adonan juga tidak bisa mengembang dengan baik serta akan bantat setelah dipanggang.

Kapan Adonan Perlu Di-resting?

Tahap resting pertama sering juga disebut sebagai tahapan proofing, umumnya dilakukan setelah bahan-bahan tercampur menjadi adonan yang homogen. Lama resting juga tergantung dari kuantitas bahan, jenis ragi, serta jenis roti yang akan dibuat.

Tahapan resting kedua dan selanjutnya dapat dilakukan pada saat adonan digiling seperti pada pembuatan croissant. Jenis roti lain seperti donat atau roll cake juga akan diistirahatkan setelah adonan dibentuk, atau sebelum dipanggang.

Nah, itu tadi penjelasan betapa pentingnya tahapan resting sebagai salah satu tahapan cara membuat roti. Pastikan Ibu Wow membaca dan mengikuti resep roti yang akan dibuat dengan cermat, sehingga dapat melakukan resting dengan maksimal. Bila Ibu memiliki bisnis bakery, jangan lupa gunakan Royal Palmia Butter Margarine yang membuat hasil baking jadi lebih lembut dan harum.