Bagi pengusaha pemula yang memiliki modal terbatas, bekerja sama dengan pengusaha lain tentu merupakan jalan menarik saat akan memulai bisnis. Ada beberapa hal yang harus disepakati dan ditentukan terlebih dahulu untuk memastikan kerja sama yang lancar, salah satunya adalah sistem bagi hasil usaha kuliner. Sistem ini akan menentukan berapa persen keuntungan bisnis kuliner yang didapatkan setiap pihak dan bagaimana cara menghitung bagi hasil tersebut. Bagaimana sistem bagi hasil dalam usaha bekerja dan sistem seperti apa yang cocok untuk usaha Anda?

Kenali Posisi dan Peran Masing-Masing

Dalam sebuah kerja sama bisnis kuliner, umumnya terdapat pelaksana dan pemodal. Pelaksana adalah pebisnis yang melakukan kegiatan operasional perusahaan, sementara pemodal merupakan pihak yang memberikan dana. Pemodal ini bisa saja ikut bekerja dalam kegiatan operasional, hanya ikut memberikan masukan, atau bahkan sama sekali tidak ikut mengambil keputusan dalam usaha. Hal ini tentu berpengaruh pada sistem bagi hasil keuntungan.

Apabila pemodal ikut dalam kegiatan operasional sebagai rekanan, dia akan mendapatkan gaji sebagai pekerja aktif sekaligus dividen (laba bersih) atas modal yang diberikan. Bagi pemodal yang ikut memberi masukan tanpa berperan aktif, modalnya berperan selayaknya saham sehingga akan mendapatkan laba bersih sesuai dengan modal. Ada pula pemodal yang memberikan modal dengan sistem hutang. Modal seperti ini akan mendapatkan pengembalian sejumlah modal yang diberikan dan ditambah dengan persentase yang disepakati.

Tips Menyusun Sistem Bagi Hasil Usaha Kuliner

1. Buat Perjanjian Tertulis

Sedekat apapun hubungan Anda dengan partner kerja, pastikan untuk selalu membuat kesepakatan secara tertulis. Hal ini untuk memastikan profesionalitas dan kelancaran manajemen usaha selama bekerja sama. Cantumkan kewajiban yang diemban serta besaran porsi masing-masing pihak dan konsekuensi yang didapatkan apabila terdapat pelanggaran.

2. Catat Setiap Transaksi Usaha

Arus kas harus senantiasa dibukukan secara jelas. Tidak hanya untuk menjaga kepercayaan agar tetap lancar, pencatatan keuangan yang baik juga bermanfaat untuk mengetahui kesehatan finansial usaha Anda. 

3. Tentukan Target Untuk Evaluasi

Dengan menentukan target untuk setiap periode, Anda dan rekan usaha mampu mengevaluasi bisnis bersama-sama. Apabila profitnya tidak sesuai dengan harapan, proses pembagian hasil usaha juga bisa dievaluasi bersama. Dengan senantiasa melakukan perbaikan, kerja sama dapat menjadi semakin erat dan bisnis terus meningkat.